SUREALISME DALAM DIGITAL





Karya seni dalam bentuk digital dari aliran surealisme memadukan antara kebebasan untuk berimajinasi dengan menggunakan teknologi modern, yang nantinya akan menghasilkan sebuah karya yang menggali dunia bawah sadar, fantasi, dan keanehan. Pada awal abad ke -20 Aliran seni yang disebut surealisme ini muncul , dan dicetuskan oleh para seniman seperti Salvador Dalí, René Magritte, dan Max Ernst. Pilar utama dalam aliran ini adalah kebebasan untuk berekspresi, pemikiran yang spontan, dan eksplorasi alam bawah sadar. 


Aliran surealisme dalam seni rupa digital, memberikan gambaran yang lebih modern dari ide-ide surealisme klasik. Para seniman memadukan surealisme dengan teknologi digital membentuk sebuah karya dengan imajinasi yang liar, transformasi bentuk, kontradiksi visual, dan simbolisme bawah sadar. Karya mereka yang membingungkan, memukau, dan memancing imajinasi penonton dibuat dengan menggunakan efek visual, kompositing, dan manipulasi gambar.


Selain itu, berkat keberadaan platform digital dan internet yang telah menjadi platform penting untuk menyebarkan seni rupa digital surealisme, seniman dapat dengan mudah membagikan karya mereka kepada khalayak yang tersebar di seluruh dunia, dan memungkinkan diskusi dan apresiasi yang lebih luas terhadap karya seni mereka.


Secara keseluruhan, penyatuan seni rupa digital dengan aliran Surealisme ini memadukan antara imajinasi manusia dan kemampuan teknologi modern, yang akan menghasilkan karya-karya yang menakjubkan, penuh dengan keganjilan, dan seringkali memprovokasi pemikiran para audiensnya.


Dalam pembahasan kali ini, saya akan mengekstrak review literatur tentang jurnal yang membahas karya seni surealisme dalam bentuk digital.




***




FOTOGRAFI SUREALISME

 Visualisasi Estetis Citra Fantasi Imajinasi 


Oleh: Soeprapto Soedjono



Pengaruh surealisme dalam fotografi, dapat dilihat di mana fotografer menggunakan inovasinya untuk membuat karya yang tidak realistis, yakni dengan memanfaatkan teknik pemotretan, komposisi, pencahayaan, dan perangkat lunak, dalam pembuatan karya. Fotografi surealis dapat termasuk dalam kategori seni visual "fine-arts" yang menekankan nilai subjektivitas fotografer. Fotografi surealis memungkinkan para fotografer untuk mengeksplorasi dan memadukan elemen visual dengan aspek-aspek dunia fantasi, mimpi, dan alam bawah sadar, serta simbolisme visual sehingga mereka dapat membuat karya yang bernuansa "nyata-tidak nyata", yang membuat gambaran dan pandangan yang sulit


Eugene Atget dan Henri Cartier Bresson yang merupakan seorang fotografer surealis telah memberikan pendekatan dan perspektif yang berbeda kepada karya surealis. Terlepas dari fakta bahwa surealisme secara resmi diakui pada tahun 1924, fenomena ini telah ada sejak awal di karya seni lukis. Selain itu, fotografer surealis seperti Atget dan Cartier Bresson dapat menghasilkan karya mereka tanpa harus mengubah foto mereka.





***




VISUALISASI MAKNA SUREALISME PADA VIDEO KLIP UP AND UP 

(PERSPEKTIF SEMIOTIKA CHARLES SANDERS PIERCE) 


Oleh : Rayudaswati Budi , Suci Wahyuningsih


Video klip Coldplay "Up and Up" dari sudut pandang semiotika Charles Sanders Pierce. Pesan yang disampaikan dalam video klip ini merupakan tentang hubungan manusia dengan alam dan politik, serta akibat dari tindakan manusia terhadap lingkungan, yang mereka coba sampaikan melalui penggunaan surealisme. Tanda yang sering dimunculkan pada video klip ini, seperti Api, langit, dan laut, yang merupakan simbol dari bumi dan manusia, tanda ini mengisyaratkan bahwa manusia harus lebih menyadari dampak kerusakan lingkungan yang mereka lakukan. Dengan melalui representasi alam dan manusia, mereka mencoba untuk menyampaikan makna dari lagu ini. Mereka menggunakan elemen surealisme untuk mengkritik keadaan sosial, alam, dan politik saat ini. Studi ini menunjukkan betapa perlunya kesadaran kita sebagai manusia untuk menjaga keseimbangan alam agar bisa tetap dapat hidup di bumi ini.


Sebagai pendukung analisisnya, penelitian ini merujuk pada berbagai teori komunikasi, semiotika, dan filosofi, serta penelitian kualitatif dengan unit analisis gambar atau video sebagai data menjadi metodologi penelitian yang digunakan dalam studi ini untuk menganalisis data, metode observasi, wawancara, dokumentasi, dan uji triangulasi. Indikator semiotika digunakan untuk menemukan makna melalui tanda, objek, dan penerjemah.




***




ESTETIKA SUREALISME DALAM FILM “SASMITA NARENDRA”


Oleh: Rony Ramadhan



Film pendek "Sasmita Narendra" menggambarkan surealisme sehari-hari yang menceritakan kehidupan seorang juragan dan kolektor barang antik dari keluarga Jawa. Film ini menggabungkan drama, thriller, dan misteri untuk menceritakan konflik dalam keluarga. Selain mengandung estetika surealisme yang mendalam, alur cerita film ini sepenuhnya dibawa oleh Sutrisno, tokoh utamanya, dan dipenuhi dengan simbolisme dan konflik emosional yang kompleks yang dialami oleh karakter utamanya. Pada bulan April 2019, film ini juga mendapatkan penghargaan sebagai film yang paling dibicarakan di Viddsee Short Film.


Melalui metode penelitian etnografi sebagai pendekatan cultural studies untuk menemukan makna dari objek penelitian. Penelitian ini melibatkan pengumpulan data dari berbagai sumber yang dianggap relevan dengan topik penelitian, seperti budayawan, ahli sejarah, geobudaya, filsafat, dan sumber informasi lainnya. Dalam film ini, teori psikoanalisis Sigmund Freud digunakan untuk menganalisis film ini. Teori ini menjelaskan bahwa ada tiga tingkat kesadaran dalam kehidupan jiwa seorang manusia.


Dengan demikian, film pendek "Sasmita Narendra" berhasil menghadirkan representasi surealisme yang kompleks dan mendalam melalui konflik internal dalam keluarga Jawa, serta berhasil dianalisis dengan menggunakan teori psikoanalisis dan pendekatan cultural studies.






HASIL KESIMPULAN


Surealisme suatu bentuk seni yang sangat dipengaruhi oleh berbagai bentuk ekspresi artistik, seperti fotografi, video klip, dan film. Jenis seni ini memungkinkan para seniman untuk menggunakan simbol pada visual, fantasi, dan mimpi bawah sadar untuk menyampaikan pesan-pesan yang rumit dan mendalam.


Surealisme dalam fotografi memungkinkan fotografer membuat gambaran yang tidak nyata atau realistis dengan menggabungkan elemen visual yang nyata dan tidak nyata. Ini menghasilkan gambaran yang membingungkan dan menantang pemikiran para audiens.


Dalam video klip Coldplay "Up and Up" surealisme digunakan untuk menyampaikan pesan tentang hubungan manusia dengan alam dan dampak dari tindakan manusia terhadap lingkungan. Surealisme memberikan dimensi artistik yang kuat untuk mengkritik situasi sosial, alam, dan politik yang sedang berlangsung di dunia saat ini.


Sementara dalam film pendek "Sasmita Narendra", estetika surealisme digunakan untuk menggambarkan konflik internal dalam keluarga dengan latar belakang kehidupan seorang juragan dan kolektor barang antik dari keluarga Jawa. Surealisme memberikan lapisan makna yang kompleks dan mendalam jika dikaji dan dianalisis menggunakan teori psikoanalisis Freud dan pendekatan cultural studies.


Pikiran dan alam bawah sadar manusia manusia yang kompleks, menjadi suatu kelebihan dari Tuhan sebagai rangsangan atau sinyal bagi manusia untuk bersikap kritis dan kreatif dalam mengembangkan penciptaan karya seni dan memaknai sesuatu. Maka, dengan kata lain, surealisme tidak hanya merupakan sebuah aliran seni, tetapi juga merupakan alat yang kuat untuk menyampaikan pesan-pesan filosofis dan sosial melalui berbagai media artistik. Penggunaan surealisme dalam seni visual, video klip, dan film memungkinkan penonton untuk merenungkan makna-makna yang tersembunyi di balik representasi visual yang kompleks dan mendalam.






DAFTAR PUSTAKA

Soedjono, Soeprapto. (2019). Fotografi Surealisme Visualisasi Estetis Citra Fantasi Imajinasi . Yogyakarta: Institut Seni Indonesia Yogyakarta.


Rayudaswati Budi dan Suci Wahyuningsih. (2018). Visualisasi Makna Surealisme Pada Video Klip Up And Up (Perspektif Semiotika Charles Sanders Pierce). Yogyakarta: Institut Agama Islam Negeri Kendari.


Ramadhan, Rony dan . (2021). ESTETIKA SUREALISME DALAM FILM “SASMITA NARENDRA”. Yogyakarta: Universitas Maarif Hasyim Latif.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TINJAUAN MENDALAM: MENGULAS JURNAL JURNAL TERBARU KEDALAM LITERATUR